Sabtu, 28 Juni 2008

Kesulitan buang air besar pada bayi dan anak

Ditempat praktek, sering para orang tua mengeluhkan bahwa anaknya susah b.a.b, sebenarnya banyak sekali penyebab kesulitan b.a.b pada anak.Yang paling sering adalah akibat perubahan pola makan, misalnya dari asi ke susu kaleng, atau dari makanan cair ke makanan padat.Yang lain lagi biasanya oleh karena adanya luka pada anus, sehingga anak kesakitan setiap kali b.a.b, dalam keadaan demikian anak tampak takut b.a.b., bila akan b.a.b dia sembunyi atau berusaha menahan agar tidak b.a.b.Atau bisa juga oleh sebab kondisi kejiwaan sianak; kurang perhatian, biasanya pada orang tua yg ayah dan ibu berkerja. hanya sebagian kecil yg merupakan kelainan berupa penyakit. Dua kelainan ini antara lain : Malformasi anorektal; berupa kelainan letak dari anus, anus biasanya terletak lebih ke depan dari seharusnya, sehingga b.a.b akan terganggu setelah makanan berubah dari cair ke padat, atau dari asi ke susu kaleng, karena feses menjadi lebih padat dan sulit keluar dari anus, akibatnya akan tertumpuk pada rektum. Kelainan lain adalah Penyakit Hirschsprung, suatu kelainan berupa tidak tumbuhnya persarafan parasimpatis pada usus, bisa mulai dari rektum sampai ke bagian atasnya, bisa mengenai sepanjang usus, paling tidak melibatkan rektum. Biasanya kelainan sudah tampak sejak lahir, dimana mekoneum (kotoran pertama pada bayi, berwarna hijau kehitaman) terlambat keluar, baru keluar setelah > 24 jam.Dan masih banyak lagi kemungkinan kalinan lain yang jarang dijumpai.
Anjuran kami, catat setiap perubahan yg terjadi pada bayi/ anak kita, apakah berhubungan dengan perubahan pola makanannya ?
Luka pada anus (fissura ani) sering disebabkan oleh feses yg keras merobek kulit anus, sehingga berdarah menetes. Anak akan menangis setiap kali akan b.a.b, dan ketakutan b.a.b, dalam keadaan demikian pola makanannya harus dirubah sesuai dengan umurnya (silahkan kunjungi dokter anda untuk berkonsultasi)
Bila penyebabnya karena malformasi anorektal dan oleh Penyakit Hirschsprung, akan memerlukan pemeriksaan-pemeriksaan khusus untuk menegakkan diagnosisnya, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter keluarga.